Matakali, Minggu, 25/10/2025. Namanya Jamalu (65), lelaki yang hidup sebatang kara di Dusun Makkombong Barat, Desa Indu makkombong, Matakali, Kabupaten Polewali Mandar membuat kepala desanya terharu sedih. Kisahnya bermula saat Jamalu mengantarkan satu rak telur itik ke rumah Bu Kades, sambil berucap, "Iyemi wadding uwalekki Bu Desa, tapake mappuasa" Hanya ini (telur itk) yang bisa kusedekahkan pada Bu desa untuk di komsumsi saat sahur, ucapnya dalam bahasa Bugis.
Bu Kepala Desa, Sukriyaty yang usianya setengah dari usia Jamalu, tertegun beberapa saat tak sanggup berucap apa-apa. Hanya bisa menatap wajah polos Jamalu dengan tatapan haru, "Magi naangka Puang" (Kenapa harus ada ini), sambil menolak dengan sopan pemberian. "Taroni nak, purana taleng BLT DD" (Biarla nak, ini rasa syukur saya karena sudah diberikan bantuan BLT DD), tegas Jamalu dalam sikap yang lebih sopan, sambil pamit meninggalkan rumah Bu desa.Jamalu adalah satu dari tujuh belas warga desa Indu Makkombong yang ditetapkan melalui Musyawarah desa khsuss, sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Langsung Tunai dari Dana Desa (BLT DD) Periode tahun Anggaran 2025.
Sebagai KPM, saat Jamalu menerima BLT DD Triwulan Pertama senilai Rp 900,000,- dia tak langsung menghabiskan uangnya dengan belanja kebutuhan dapurnya, melainkan memcari indukan itik sebanyak 10 ekor. Hampir setengah dari jumlah BLT DD yang didapatkan habis membeli itik.
Beternak itik inilah yang menjadi pekerjaan tambahannya sebagai petani penggarap. Meski belum punya kandang yang memadai, saat ini jamalu telah memiliki sekitar 30 an ekor ternak itik hasil penambahan saat menerima BLT DD Triwulan kedua.
Bagi Jamalu yang mengelola sepetak sawah di pinggiran desa Dusun Makkombong Barat, Desa Induk Makkombong, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, beternak itik bukan untuk menjadi juragan (baca; kaya), melainkan mememnuhi komsumsi kebutuhan pangannya. Kelebihan dari komsumsi telurnya itulah yang disedekahkan pada Bu Desa sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasihnya.
Saat kejadian ini dikonfirmasi pada pada Pemerintah Desa via telpon, Kepala Desa hanya berkomentar ringan, "Memperlakukan para warga desa sebagai sebuah keluarga adalah hal pokok dan utama". Pernyataan ini bukan sekedar ungkapan, tapi ditindaklanjuti dengan meminta kepada semua Kepala Dusunnya untuk terus mengecek keadaan dan kabar setiap warganya, terutama yang KPM penerima BLT DD.
Menurut Kepala Dusun Makkombong Barat, "kisah jamalu adalah contoh pribadi yang tak mau menyerah pada nasib. Tak mau ditampar oleh kerasnya kehidupan. Keuletan dan keberanian menyatu pada dirinya, dalam situasi tak berkecupan masih mengusahakan memberi pada sesamanya". (MSS)
Sumber tulisan catatan monitoring pemanfaatan DD ke Desa Indu Makkombong tanggal 16 Sept 2025.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar